Rabu, 21 Oktober 2009

jin-iblis-setan

Perbedaan Antara Jin, Setan dan Iblis

Keberadaan Jin, Setan, dan Iblis merupakan suatu kepastian yang diakui dalam syariat Islam, sehingga jika masih ada dari kalangan muslim yang meragukan keberadaan mereka, teramat pantas jika diragukan keimanannya.

Jin Diciptakan Sebelum Manusia

Kaum jin adalah makhluk hidup, berakal dan mereka melakukan segala sesuatu dengan kehendak. Bahkan mereka dibebani perintah dan larangan, hanya saja mereka tidak memiliki sifat dan tabiat seperti yang ada pada manusia atau selainnya. (Idhahu Ad-Dilalah fi ’Umumi Ar-Risalah hal. 1, lihat Majmu’ul Fatawa, 19/9)

Anehnya orang-orang filsafat masih mengingkari keberadaan jin. Dan dalam hal inipun Muhammad Rasyid Ridha telah keliru. Dia mengatakan: “Sesungguhnya jin itu hanyalah ungkapan/ gambaran tentang bakteri-bakteri. Karena ia tidak dapat dilihat kecuali dengan perantara mikroskop.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah minal Jin oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu)

Jin lebih dahulu diciptakan daripada manusia sebagaimana dikabarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 26-27)

Karena jin lebih dulu ada, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutannya daripada manusia ketika menjelaskan bahwa mereka diperintah untuk beribadah seperti halnya manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Jin, Setan, dan Iblis

Apakah jin, setan, dan Iblis itu tiga makhluk yang berbeda dengan penciptaan yang berbeda, ataukah mereka itu bermula dari satu asal atau termasuk golongan para malaikat?

Yang pasti, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan asal-muasal penciptaan jin dengan firman-Nya:

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 27)

Juga firman-Nya:

“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (Ar-Rahman: 15)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian.” (HR. Muslim no. 2996 dari ’Aisyah radhiallahu ‘anha)

Adapun Iblis, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentangnya:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin…” (Al-Kahfi: 50)

Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Iblis mengkhianati asal penciptaannya, karena dia sesungguhnya diciptakan dari nyala api, sedangkan asal penciptaan malaikat adalah dari cahaya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan jin, dalam arti dia diciptakan dari api.

Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Iblis tidak termasuk malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin, sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia’.” (Tafsir Al-Qur`anul ’Azhim, 3/94)

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu mengatakan: “Iblis adalah abul jin (bapak para jin).” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 406 dan 793)

Sedangkan setan, mereka adalah kalangan jin yang durhaka. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah ditanya tentang perbedaan jin dan setan, beliau menjawab: “Jin itu meliputi setan, namun ada juga yang shalih. Setan diciptakan untuk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Adapun yang shalih, mereka berpegang teguh dengan agamanya, memiliki masjid-masjid dan melakukan shalat sebatas yang mereka ketahui ilmunya. Hanya saja mayoritas mereka itu bodoh.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)

Siapakah Iblis?

Terjadi perbedaan pendapat dalam hal asal-usul iblis, apakah berasal dari malaikat atau dari jin.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin, sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.” (Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya). Pendapat ini pula yang tampaknya dikuatkan oleh Ibnu Katsir, Al-Jashshash dalam kitabnya Ahkamul Qur‘an (3/215), dan Asy-Syinqithi dalam kitabnya Adhwa`ul Bayan (4/120).

Penjelasan tentang dalil pendapat ini antara lain karena kema’shuman malaikat dari perbuatan kufur yang dilakukan iblis, sebagaimana firman Allah:

“…yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Al-Anbiya`: 27)

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya.” (Surat Al Kahfi: 50)

Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa iblis dari jin, dan jin bukanlah malaikat.

Siapakah Setan?

Menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir kata Syaithan artinya yang jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala (Al-Misbahul Munir, hal. 313). Ibnu Jarir menyatakan, syaithan dalam bahasa Arab adalah setiap yang durhaka dari jin, manusia atau hewan, atau dari segala sesuatu.

Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)

(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)
Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071).

Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)

Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, ia berkata:

Aku datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat, lalu aku duduk. Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah, apakah di kalangan manusia ada setan?” Beliau menjawab: “Ya.” Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “Inilah jalan-jalan hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits tersebut menunjukkan kuatnya hadits itu dan keshahihannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/172)

Yang mendukung pendapat ini juga hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Muslim: “Anjing hitam adalah setan.”
Ibnu Katsir menyatakan: “Maknanya –wallahu a’lam– yaitu setan dari jenis anjing.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/173). Ini adalah pendapat Qatadah, Mujahid dan yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, Asy-Syaukani dan Asy-Syinqithi.

Ketika membicarakan tentang setan dan tekadnya dalam menyesatkan manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Iblis menjawab: ‘Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan’, Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.’ Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukumiku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al-A’raf: 14-17)

Setan adalah turunan Iblis, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.” (Al-Kahfi: 50)

Turunan-turunan Iblis yang dimaksud dalam ayat ini adalah setan-setan. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 453)

Penggambaran Tentang Jin

Syaikhuna Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “Jin memiliki roh dan jasad. Hanya saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: ‘Sesungguhnya setan tidak dapat membuka yang tertutup’.

Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana dan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya.

Demikian pula bila seseorang masuk ke rumahnya kemudian membaca bismillah, maka setan mengatakan: ‘Tidak ada kesempatan menginap’.

Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah, maka setan berkata: ‘Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam’.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)

Jin bisa berujud seperti manusia dan binatang. Dapat berupa ular dan kalajengking, juga dalam wujud unta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai dan juga burung. Serta bisa berujud Bani Adam seperti waktu setan mendatangi kaum musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr. Mereka dapat berubah-ubah dalam bentuk yang banyak, seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. Karena warna hitam itu lebih signifikan bagi kekuatan setan dan mempunyai kekuatan panas. (Idhahu Ad-Dilalah, hal. 19 dan 23)

Kaum jin memiliki tempat tinggal yang berbeda-beda. Jin yang shalih bertempat tinggal di masjid dan tempat-tempat yang baik. Sedangkan jin yang jahat dan merusak, mereka tinggal di kamar mandi dan tempat-tempat yang kotor. (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)

Tulang dan kotoran hewan adalah makanan jin. Di dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

“Carikan beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci dan janganlah engkau carikan tulang dan kotoran hewan.” Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku pun membawakan untuknya beberapa buah batu dan kusimpan di sampingnya. Lalu aku menjauh hingga beliau menyelesaikan hajatnya.”
Aku bertanya: “Ada apa dengan tulang dan kotoran hewan?”
Beliau menjawab: “Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin, dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Maka aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkan makanan.”
(HR. Al-Bukhari no. 3860 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dalam riwayat Muslim disebutkan: “Semua tulang yang disebutkan nama Allah padanya”, ed)

Gambaran Tentang Iblis dan Setan

Iblis adalah wazan dari fi’il, diambil dari asal kata al-iblaas yang bermakna at-tai`as (putus asa) dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka adalah musuh nomer wahid bagi manusia, musuh bagi Adam dan keturunannya. Dengan kesombongan dan analoginya yang rusak serta kedustaannya, mereka berani menentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala saat mereka enggan untuk sujud kepada Adam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)

Malah dengan analoginya yang menyesatkan, Iblis menjawab:

“Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (Al-A’raf: 12)

Analogi atau qiyas Iblis ini adalah qiyas yang paling rusak. Dan inilah qiyas yang paling jelek! Sumpah mereka untuk menggoda Bani Adam terus berlangsung sampai hari kiamat setelah mereka berhasil menggoda Abul Basyar (bapak manusia) Adam dan vonis sesat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dengan firman-Nya:

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Ia menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-A’raf: 27)

Karena setan sebagai musuh kita, maka kita diperintahkan untuk menjadi musuh setan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain-Ku, sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.” (Al-Kahfi: 50)

Semoga kita semua terlindung dari godaan-godaannya. Wal ’ilmu ’indallah.

Diringkas dari sumber aslinya dengan penyederhanaan bahasa, yang merujuk pada tulisan karya Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf


dicopy dari http://kebunhidayah.wordpress.com

Selasa, 20 Oktober 2009

kehedak Allah

Kalau Allah Menghendaki…

“Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).” (An-Nahl: 9)

Ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia ini menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki hak yang mutlak dalam membimbing siapa saja yang dikehendaki-Nya, sebagai karunia dan keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada hamba tersebut. Bimbingan itulah yang menyebabkan seorang hamba senantiasa istiqamah di atas Islam, di atas As-Sunnah, yang merupakan satu-satunya jalan kebenaran. Selain jalan ini, merupakan jalan-jalan yang menyimpang dari al-haq. Ada kalanya menuju kekufuran serta kesyirikan, dan ada kalanya menuju kepada bid’ah serta hawa nafsu.

Seorang hamba yang berada di jalan yang lurus adalah semata-mata karena rahmat dan karunia-Nya, hendaknya ia senantiasa bersyukur karenanya. Sedangkan seseorang yang tersesat dan menyimpang, itu merupakan bentuk keadilan dan hikmah yang dikehendaki-Nya.

Sebab jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki, bukanlah hal yang sulit bagi-Nya untuk menjadikan semua orang dalam keadaan mukmin dan taat kepada-Nya. Namun sudah menjadi ketetapan dan hikmah-Nya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sebagian manusia ada yang kafir dan menyimpang dari jalan-Nya, karena hikmah dan kemaslahatan yang lebih besar yang telah menjadi ketetapan dan kehendak-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku; ‘Sesungguhnya akan aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama’.” (As-Sajdah: 13)

Juga firman-Nya:

“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Al-Baqarah: 253)

Firman-Nya pula:

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (Al-Ma’idah: 48)

Dan firman-Nya:

“Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil.” (Al-An’am: 35)

Dan masih banyak lagi ayat yang menjelaskan hal ini.

Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: “Seseorang tidak akan sampai kepada-Nya kecuali dengan menempuh jalan lurus yang disyariatkan oleh-Nya, diridhai-Nya. Adapun selain itu, maka itu adalah jalan yang tertutup serta amalan-amalan yang tertolak.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Al-Qurthubi rahimahullahu mengatakan: “(Ayat ini) menjelaskan bahwa kehendak takdir adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala semata..”

Syaikhul Islam rahimahullahu mengatakan: “Takdir merupakan hal yang benar, namun memahami Al-Qur’an dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, serta menjelaskan hikmah dan keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama dengan keimanan kepada takdir, merupakan metode para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.” (Majmu’ Fatawa, 15/211)

Disadur dan diringkas dari sumber aslinya : http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=785

Jumat, 16 Oktober 2009

doa (kutipan dari Widi Adi teman mail(

“Duhai Tuhanku, karuniakan padaku ilham agar aku selalu mensyukuri nikmat-Mu yang Kau anugrahkan padaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku selalu beramal shaleh yang Kau ridhai. Dengan rahmat-Mu masuk ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.” amin

Kamis, 15 Oktober 2009

ujian Allah

[Gempa Bumi, Di Antara Tanda Kekuasaan Allah][1]

Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia pun menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut, Allah mengingatkan kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah ‘azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang.

dinukil dari islam.co. id

Kamis, 21 Mei 2009

perumpamaan hidup di dunia

Q.S Yunus (10) : 24
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi ini, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir.

Selasa, 19 Mei 2009

kembali ke Allah

Sesungguhnya semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah pula.
Pesawat Hercules TNIAU jatuh di Magetan dan membawa korban manusia, semoga mereka yang meninggal menjadi syuhada.

Selasa, 05 Mei 2009

Al-Qur'an ?



Kitab Suci Islam Bukan Lagi Al Qur'an

Kata diatas sudah hampir menjadi realita, ditengah era globalisasi penuh kesesatan sekarang ini. Banyak di antara saudara seagama kita yang sudah lama terlupa kepada tuntunan kehidupan, sekaligus gudang ilmu yang diwariskan Rasul S.A.W. Kepada kita. Banyak Al Qur'an yang tergeletak berselimut debu, di rak atau meja bahkan diletakan di atas lemari sebuah fenomena yang sungguh membuat hati menjerit. Na'udzubillah. Mengaji, mengapa mengaji? Apa itu mengaji? Dalam konteks yang berhubungan dengan Al Qur'an adalah. Membaca dengan seksama, menghayati, memahami serta mengamalkannya guna memperoleh keselamatan dunia akhirat. Rasanya Penulis sendiri telah lama tidak melaksanakan ibadah penuh manfaat tersebut,entah berapa bibit dosa yang telah penulis semai untuk mendapatkan hadiah pelesir ke neraka. Semoga penulis dan semua saudara sesama muslim mendapatkan pengampunan atas segala dosa yang diperbuat serta diberi taufiq dah hidayah untuk senantiasa berpegang teguh pada tali agama Allah... Amin ya Robbal Alamin

pindahan dari http://dhani22yadi.blogspot.com 01Des2008

gambar dari http://musajayyid.blogspot.com

*************************************

Senin, 04 Mei 2009

tanda-tanda kekuasaan Allah

Q.S.Al Mu'min(40):79-81
79* Allah-lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai
80* Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.
81* Dan Beliau memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan Beliau); maka tanda-tanda ( kekuasaan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?
dan sebagiannya untuk kamu makan.









Dan masa kini tanda(ayat) Allah di alam ini telah banyak yang kita manfaatkan secara modern, untanya telah kita ganti dengan kendaraan bermotor, bahteranya kiat permoden dengan pesawat terbang. Juga dalam berkomunikasi dengan gelombang elektromaganet, kita dapat mebuka lembaran-lembaran situs internet.
Di sinilah Beliau memperlhatkan tanda(ayat) di alam ini berupa sunatullah (hukum alam) yang diolah manusia dengan kecerdasannya yang diridhoi Allah pula.
Maka tanda-tanda (kehebatan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?

gambar unta http://hanfishahdan.blogsome.com
gambar bus http://www.surya.co.id
gambar pesawat http://muhamadyunus.wordpress.com


Senin, 27 April 2009

meraih kebahagiaan


"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" ( Q.S. An-Nahl : 97)

Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengkuti petunjuk Beliau. Seorang mukmin sejati selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwa dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehedak Beliau.

Nabi saw bersabda:"Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi, kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya." [HR.Muslim dari Abu Hurairah]

Inilah merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan terasa ada naungan dari Tuhannya, Allah swt.


Dinukil dan disadur dari Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar,
di www.muslim.or.id
gambar dari http://cache.boston.com

***************************

Selasa, 21 April 2009

Sabtu, 18 April 2009

yang paling

Harta yang paling berharga adalah sabar
Teman yang paling akrab adalah amal
Bahasa yang paling manis adalah senyum
Ibadah yang paling indah adalah ikhlas
Hal yang paling dekat adalah maut
Hal yang paling berat adalah amanah
Hal yang paling besar adalah nafsu
Hal yang paling ringan adalah meninggalkan shalat
Hal yang paling tajam adalah lidah

dipetik dari tausiyah, http://ameliarnh.blogspot.com

****************************

Kamis, 16 April 2009

mari berjihad



Rasulullah mengajak kita untuk meninggalkan satu peperangan, satu perjuangan atau satu jihad yang kecil untuk dilatih melakukan satu perjuanagan yang besar yaitu jihad melawan nafsu.
Orang yang berperang melawan nafsu ini nampak seperti duduk-duduk saja, tidaklah sesibuk orang lain, tetapi sebenarnya sedang membuat kerja yang besar yaitu berjihad melawan nafsu.

Melawan hawa nafsu atau mujahadatun nafsi sangat susah.

Mungkin kalau nafsu itu ada di luar jasad kita dan bisa kita pegang, mudahlah kita menekan dan membununhnya sampai mati. Tetapi nafsu itu ada di dalamdiri kita, mengalir bersama aliran darah dan menguasai seluruh tubuh kita. Karena itu tanpa kesadaran dan keamuan yang sungguh-sungguh kita pasti dikalahkan untuk diperalat sekehendaknya. Nafsu jahat dapat dikanal melalui sifat kejidan kotor yang ada pada manusia. Dalam ilmu tasawuf, nafsu jahat dan liar itu dikatakan sifat mazmumah.

Di antara sfat-sifat mazmumah itu ialah: sum'ah, riya', ujub, cinta dunia, gila pangkat, gila harta, banyak bicara, banyak makan, hasad, dengki, egos, dendam, buruk sangka, mementingkan diri sendiri, pemarah, tamak, serakah, bakhil, sombong dan lain-lain. Sifat itu melekat pada hati seperti daki melekat pada badan. Kalau kita malas menggosok sifat itu akan semakin kuat dan menebal pada hati kita. Sebaliknya kalau kita rajin meneliti dan kuat menggosoknya maka hati akan bersih dan jiwa akan suci dan semoga Allah akan mempermudah kita dalam mengendalikan hawa nafsu.
By Admins 123
Cuplikan dari http://renungan islam.wordpress.com
gambar dari http://image.asyzsufi.multiply.com


****************************

Sabtu, 11 April 2009

sumber akhlak mulia


Al-Quran Sumber Akhlak Mulia.

Al-Quran sumber bagi hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang menyusun tingkahlaku akhlak manusia.
Al-Quran menentukan sesuatu yang halal dan haram, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Al-Quran menentukan bagaimana sepatutnya kelakuan manusia.
Al-Quran juga menentukan perkara yang baik dan tidak baik; justru itulah al-Quran menjadi sumber yang menentukan akhlak dan nilai-nilai kehidupan ini.

Al-Quran mengharamkan yang buruk dan keji serta melarang manusia melakukannya.
Al-Quran melarang manusia minum arak, memakan riba, bersikap angkuh dan sombong terhadap Allah, satu-satu kaum menghina kaum yang lain.
Al-Quran melarang pencerobohan, fitnah dan berbunuhan.
Al-Quran melarang menyebarkan maklumat mengenai perkara-perkara keji.
Al-Quran mengajak manusia supaya mentauhidkan Allah S.W.T., bertaqwa kepada Beliau, mempunyai sangkaan baik terhadap Beliau.
Al-Quran juga mengajak manusia berfikir, cinta kepada kebenaran, bersedia menerima kebenaran. Malah mengajak manusia supaya berilmu dan berbudaya ilmu.

Al-Quran juga mengajak manusia supaya berhati lembut, berjiwa mulia, sabar, tekun, berjihad, menegakkan kebenaran dan kebaikan.
Al-Quran mengajak manusia supaya bersatupadu, berkeluarga dan mengukuhkan hubungan silaturrahim.

Jelaslah bahwa al_quran menjadi sumber nilai-nilai dan akhlak mulia. Penampilan akhlak mulia dalam al-Quran, tidak bersifat teoritikal semata-mata, tetapi secara praktikal berdasarkan realitas dalam sejarah manusia sepanjang zaman.
Al-Quran adalah sumber yang kaya dan berkesan untuk manusia memahami akhlak mulia dan menghayatinya.

Gambar dari http://www.flickr.com
cuplikan dari http://musajayyid.blogspot.com


*********************************

Selasa, 07 April 2009

kasih sayang




OK, saya tunjukkan bukti-bukti bahwa Islam mengajarkan kasih sayang yang kualitasnya lebih baik.

Hadits-hadits Rasulullah SAW.
1. "Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah shalat fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati seorang muslim" [HRAth-Thabrani]
Hadits inimempunyai arti, seorang muslim hendaknya menyenangkan hati sesama saudaranya. Menyenangkan hati mempunyai makna yang luas, dan termasuk di dalam bentuk kasih sayang.

2. "Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya." [HR. Bukhari]
Jika kita menyayangi seseorang, maka kita akan berusaha untuk menghalangi (atau memperbaiki) aibnya.

3. "Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berdzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasehati) satu sama lain,dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan)." [HR. Ad-Dailami]
Poin terakhir, yakni menyantuni (memberi pertolongan) saudara-saudara yang memerlukan, jelas sekali bukti bahwa Islam itu mengajarkan kasih sayang.

4. "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkan menderita) dan tidak merusaknya (nama baik dan kehormatannya)." [HR. Muslim]
Salhasatu bentuk kasih sayang adalah tidakingin mengecewakan orang yang kita cintai dan sayangi.

5. "Tiada beriman seorang dari kamusehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya." [HR. Bukhari]
Ini adalah hadits yang sudah sedemikina terkanal, dan sangatlah jelas bahwa Islam mengajarkan kasih sayang!

6. "Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam." [HR. Muslim].
Ini juga salah satu hadits yang seringkali dijadikan sandaran bahwa Islam mengajarkan kasih sayang.

7. "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Tuhan hamba, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik hamba waktu kecil." (Q.S.Al Isra : 24)
Ayat Al Qur'an ini menjelaskan tentang kasih sayang kita kepada orang tua kita.

8. "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu yidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S.An Nuur : 22)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang diberi kelebihan (terutama di bidang materi) hendaknya membantu saudara-saudaranya yang kekurangan.
========================
komentar:
1. Demikian hadits Rasulullah saw merupakan tuntunan kita untuk dijabarkan dalam tingkah lakukita sehari-hari. Rasulullah, Nabi Muhammad saw. merupakan contoh yang baik dalam kehidupan. Benarlah kasih sayang Islam mengandung Nur Allah di hati kita, di tingkah laku kita, di kehdupan kita. SUbhanaallah.
Komentar oleh maryono yhaya-February 14 2009 @8:36 pm


dicukil dari http://tausyiah275.blogsome.com
gambar dari http://dhyta.blogsome.com

************************************

Senin, 06 April 2009

pernahkah kita bersyukur



....................................

Lebih jauh lagi saya berfikir, "Kalau saja tidak ada udara dalam tiga puluh menit, saya akan mati karena tidak dapat menghirup oksigen"

Nah, pernahkah kita bersyukur betapa besar nikmat hidup yang diberikan oleh Allah SWT? Selama ini, kita hanya melihat yang kasatmata saja. Padahal, di balik yang kasatmata itu tersimpan kekuatan yang maha dahsyat.

Begitu juga saat Anda memberikan sejumlah uang untuk sedekah. Secara kasatmata uang Anda berkurang. Namun, dibalik itu Anda menciptakan ruang hampa yang akan diisi oleh - bisa jadi - rezeki atau keberhasilan-keberhasilan lain dalam kehidupan Anda.

Sebagaimana yang difirmankan dalam Alquran, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji, dan Allah melipatgandakan bagi barangsiapa saja yang Beliau kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia Beliau) lagi Maha Mengetahui." (QS. Albaqarah:261)

Kesimpulannya, bahwa di balik yang kasatmata itu tersimpan kekuatan maha dahsyat. Pada saat Anda memberikan uang untuk sedekah, pada hakekatnya Anda menciptakan ruang hampa atau vakum, yang akan diisi atau menarik berbagai kemudahan-kemudahan. Bisa jadi diisi atau atau menarik kemudahan-kemudahan pada saat Anda berusaha, sehingga Anda mendapatkan hasil yang berlipat ganda, atau keberhasilan-keberhasilan lain dalam kehidupan Anda.
Allahualambisawab. [an]

Cuplikan dari Gelas Stengah Penuh Setengah Kosong oleh Abidin Noor
pada http://www.andaluarbiasa.com
gambar http://www.kloster-denkendorf.de

*********************************

Selasa, 31 Maret 2009

niat bersyukur


Allah meridhai hidup saya dari 01041933-01042009.
Dan teman hidupku (isteriku) membuat nasi kuning sebagai niat menyatakan selamat dan bersyukur atas nikmat Allah.

Jumat, 27 Maret 2009

shalat khusyu' dengan tersenyum



Sholat Khusyu' dengan Tersenyum.

Semalam saya mendapatkan pencerahan dari seorang Kiyai tentang sholat khusyu'....
Selama ini kebanyakan orang berpandangan bahwa sholat khusyu' hanya bisa dilakukan dengan membanjirnya air mata tobat.............
Ternyata khusyu' juga bisa didapat dengan senyum........
Bisakah sholat khusyu' dengan senyum....
Bisa......

Caranya adalah : Dalam sholat kita membayangkan betapa besar nikmat yang telah Allah berikan pada kita, syukuri semuanya, rasakan nikmat itu dalam diri kita, rasakan nikmatnya bantuan Allah dalam diri kita, rasakan kehadiran Allah yang bangga dan tersenyum melihat kesyukuran kita....tanpa terasa kitapun ikut tersenyum, hati kita penuh bunga...dan gairah hidup lebih menyala.

Dari sholat ke sholat kita menghadapinya dengan senyum...oh indahnya........
saya sedang belajar mempraktekkannya.......
Adakah dari anda semua yang telah mendapatkan referensi semacam itu?????
atau sudah yang banyak melaksanakannya...?

Diposting oleh BajuBocah.blogspot.com.
dikutip dari http://ade-hidayat.blogspot.com
280309 05:48

TDA = tangan di atas


Kujelajahi situs internet, kutemukan ada unsur Islami,
Ada kelompok komunitas dengan TDA, yaitu tangan di atas.
Coba buka http://fajrisalim.blogspot.com
Kita akan menemukan pengusaha ......
Coba temukan nilai-nilai kebaikannya!!

gabar dari http://www.ykppm.org

*********************************

Kamis, 19 Maret 2009

pengajian internet




siang,
sore,
malam
hari kamis 19 maret 2009,
aku tekun membuka - mengikuti-mendownload blog,
http://shalatdoasempurna.blogspot.com

Shalat is perfect prayer .....
......
......
banyak sekali yang dibahas.
tak ketinggalan link-nya: SUCESS LINK
* Bisnis Islami
* Sukses Potensi Diri
* Sukses Rejeki
* sukses .......

Ya Allah kiranya inilah rezki dari langit yang Paduka turunkan untuk hamba, abdi Paduka ini yang bila shalat dhuha lalu berdoa apabila rezki hamba masih dilangit turunkanlah.
Turun lewat internet dan turun dengan aku download.

Ku dapatkan rezki yang berkah karena penuh tuntunan, penjelasan, dan ilmu dalam kehidupan ini dan bernuansa Islami.

Sabtu, 14 Maret 2009

shalat merupakan kebutuhan hidup


________________

Shalat merupakan "kapsul" keseluruhan ajaran dan tujuan agama, yang di dalamnya termuat ekstrak atau sari pati semua bahan ajaran dan tujuan keagamaan. Dalam shalat itu kita mendapatkan keinsyafan akan tujuan akhir hidup kita, yaitu penghambaan diri dengan ibadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan melalui shalat itu kita memperoleh pendidikan pribadi atau komitmen kepada nilai-nilai hidup yang luhur.

Shalat adalah ibadat yang paling agung, dan suatu kewajiban yang ditetapkan atas setiap orang muslim. Dan Allah memerintahkan untuk menegakkannya, tidak sekedar menjalaninya saja. Dan menegakkan sesuatu berarti menjalaninya dengan tegak dan sempurna karena kesadaran akan tujuannya, dengan menghasilkan berbagai dampak nyata. Firman Allah :"Sesungguhnya shalat mencegah dari yang kotor dan keji " ( ). "Sesungguhnya manusia diciptakan gelisah; jika keburukan menimpanya, ia banyak keluh kesah; dan jika kebaikan menimpanya, ia banyak mencegah (dari sedekah). Kecuali mereka yang shalat."().

Lalu bagaimana yang tidak menjalankan shalat?
Maka, secara tegas, yang membuat orang-orang itu "masuk neraka" ialah karena mereka tidak pernah shalat yang menanamkan dalam diri mereka kesadaran akan makna akhir hidup ini dan yang mendidik mereka untuk menginsyafi tanggungjawab sosial mereka. Maka mereka pun tidak pernah menunaikan tanggungjawab sosial itu. Sebaliknya, mereka menempuh hidup egois, tidak pernah mengucapkan salam dan menghayati maknanya, juga tidak pernah menengok ke kanan dan ke kiri. Mereka pun lupa , malah tidak percaya, akan datangnya saat mereka harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan mereka pada hari pembalasan(akhirat).

dicuplik dari : [Nurcholish Madjid] http://sobat-feryy.blogspot.com


***************************************

Rabu, 11 Maret 2009

ampunilah hamba

______________

Ya Allah, Paduka adalah Sesembahan hamba, tiada Ilah selain Paduka, Paduka ciptakan hamba dan hamba adalah abdi Paduka. Hamba terikat janji dengan Paduka semampu hamba. Hamba mohon perlindungan dari keburukan perbuatan hamba. Hamba mengakui banyaknya nikmat yang Paduka anugerahkan kepada hamba dan hamba mengakui dosa-dosa hamba, maka ampunilah hamba. Karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Paduka

***********************************

Minggu, 08 Maret 2009

tiada hari tanpa doa

_______________


Q.S. Al. A'raf : 55-56

* Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukaia orang-orang yang melampaui batas.
* Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada Beliau dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.


1. Karena manusia muslim hanya menyembah dan minta pertolongan kepada Allah saja. Dan Allah sendirilah tempat pengabdian dalam beribadah. Berdoa adalah otak ibadah, maka berdoa hanya langsung kepada Allah semata.
2. Berdoa hendaklah dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut.
3. Berdoa hendaklah disertai perasaan takut kepada Allah dan mengharapkan akan rahmat Allah.
4. Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas, seperti berdoa dengan suara yang terlampau keras dan lain sebagainya.
5. Allah melarang berbuat kerusakan di muka bumi, sebab bumi sudah dijadikan Allah begitu baik dan bagus untuk manusia.
6. Rahmat Allah dekat sekali dengan orang-orang yang berbuat baik.

cuplikan dari Al Qur-an dan Tafsirnya-Universitas Islam Indonesia
gambar: Mashumahfile.wordpress.

***************************************

Kamis, 05 Maret 2009

orang takwa selalu mengingat Allah

___________

Q.S.Al Munafiqun (63) :

*(9) Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
*(10) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Paduka tidak menangguhkan (kematian) hamba sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan hamba dapat bersedekah dan hamba termasuk orang-orang yang saleh?"
*(11) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan,

Orang-orang mukmin hendaknya banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah siang dan malam, menunaikan ibadah-ibadah wajib, tidak terpengaruh dengan godaan dunia yang berupa harta, keturunan, pangkat dan sebagainya.
Nabi saw. bersabda : "Kerjakanlah urusan duniamu, seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan kerjakanlah urusan akhiratmu, seakan-akan matipada keesokan harinya." [HR.Ibnu 'Asakir dar Anas.]

Dan sabdanya lagi:"Tiadalah lebih baik di antara kamu orang yang meniggalkan dunianya untuk akhiratnya, dan tidak pula (orang meninggalakan) akhiratnya karena urusan dunianya, sehingga ia melakukan kedua-duanya, karena sesungguhnya dunia itu jalan ke akhirat dan janganlah kamu sekalian menjadi beban atas manusia. [HR. Bukhari]

Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang sangat mementingkan urusan dunia dan meninggalkan kebahagiaan akhirat, berarti telah mengundang murka Allah. Mereka akan merugi
karena menukar sesuatu kebahagiaan yang kekal abadi dengan sesuatu yang fana dan akan hilang lenyap.
Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan:
1.Orang-orang mukmin (apalagi bertakwa) jangan sampai lalai dan lengah dari mengingat Allah dengan melakukan kewajiban kepada Allah dan meniggalkan larangan Allah karena pengaruh harta benda dan anak-anaknya. Yang demikian itu merugikan dirinya.
2. Harta benda yang dikaruniakan oleh Allah supaya dibelanjakan kepada yang diridai Allah sebelum sampai ajal.
3. Menginginkan hidup lebih lama, sesudah berada dalam keadaan sakaratulmaut, untuk memanfaatkan harta bendanya dan supaya menjadi orang yang saleh, tidak berguna lagi dan tidak akan terujud.
4. Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila telah sampai batasnya, dan akan dibalas nanti di hari kemudian sesuai dengan perbuatannya di dunia..

dinukil dari Al Qur-an dan Tafsirnya. Universitas Islam Indonesia

*************************************



Senin, 02 Maret 2009

orang takwa suka berbuat kebajikan


_______________

* (133) Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
* (134) (yaitu) orang-orang yang menafkahakan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Q. S. Ali Imran]

Seorang muslim tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah, tetapi kadang-kadang karena kuatnya godaan dan tipu daya setan dia terjerumus juga ke dalam jurang maksiat, kemudian dia sadar akan kesalahannya dan menyesal atas perbuatan itu lalu bertaubat dan mohon ampun kepada Allah, maka Allah akan mengampuni dosanya itu, dan nanti di akhirat akan dimasukkan kesurga yang amat luas sebagai balasan atas amal yang telah dikerjakannya di dunia, surga yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa kepada Beliau.

Yaitu, pertama: Orang yang selalu menafkahkan hartanya baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan/miskin.
* hendaklah orang yang mamapu memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya; Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allahkelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. [Q.S.65 :7]
Sifat kikir yang tertanam dalam hati manusia hendaklah diberantas dengan segala macam cara dan usaha, karena sifat ini adalah musuh masyarakat nomor satu. Tak ada satu umatpun yang dapat maju dan hidup berbahagia kalau sifat kikir ini merajalela pada umat itu. Sifat kikir bertentangan dengan peri kemanusiaan.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan bernafkah dan menjelaskan bahwa harta yang ditunaikan zakatnya dan didermakan sebagiannya, tidak akan berkurang, bahkan akan bertambah.

kedua : Orang-orang yang menahan amarahnya. Biasanya orang yang sedang marah tidak dapat mengendalikan diri dan fikirannya dan melakukan hal-hal yang kejam dan jahat. Bila ia telah reda marahnya dan telah menguasai dirinya, barulah ia dapat melakukan tindakan yang adil sebagai balasan perlakuan orang terhadap dirinya. Allah menjelaskan bahwa menahan amarah itu suatu jalan ke arah takwa. Orang yang beanr bertakwa pasti akan dapat menguasai dirinya di waktu seang marah.
Nabi Muhammadf saw bersabda: "Orang-orang kuat itu bukanlah yang dapat membanting lawannya, tetapi orang yang benar-benar kuat ialah orang yang dapat menahan marahnya",
Firman Allah : *. Dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf. [Q.S. 42 (Asy Syura) :17]

ketiga : Orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain sedang kita sanggup membalasnya dengan yang setimpal adalah suatu sifat yang baik yang harus dimiliki oleh setiap muslim yang bertakwa.
Membalas kejahatan dengan maaf dan sesudah itu diiringi dengan perbuatan yang baik, maka yang melakukan kejahatan itu akan sadar, bahwa dia telah melakukan perbuatan yang sangat buruk dan tidak adil terhadap orang bersih hatinya dan suka berbuat baik. Dengan demikian dia tidak akan melakukannya lagi dan tertutuplah pintu kejahatan itu.

keempat : Orang-orang yang berbuat baik. Berbuat baik termasuk orang yang bertakwa, maka di samping memaafkan kesalahan orang lain hendaklah memaafkan itu diiringi dengan berbuat baik kepada orang yang melakukan kesalahan.

cuplikan dari Al Qur-an dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia

*****************************************

Minggu, 01 Maret 2009

orang takwa mengikuti cahaya yang terang



Q.S. Al a'raf *(156) ......Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". *(157) (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi, yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik, dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk-buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur-an) mereka itulah orang-orang yang beruntung.

**********************************

Jumat, 27 Februari 2009

orang takwa selalu bertasbih


_____________


*(12) Beliau-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan; dan Beliau mengadakan awan mendung.
*(13) Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada Beliau, dan Allah melepaskan halilintar lalu menimpakannya kepada siapa yang Beliau kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Beliaulah Tuhan Yang Maha Keras Siksa Beliau. (Q. S.Ar Ra'd, 13)

*(130) Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.
*(131) Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
*(132) Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang takwa. (Q.S.Thaha, 20)

***************************************

orang takwa penyandang sabar

_______________



Dari surat Ar Ra'd (13) Allah berfirman :

*(19) Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,
*(20) (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,
*(21) dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.
*(22) Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
*(23) (yaitu) surga "Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
*(24) (sambil mengucapakan) "Salamun 'alaikum bima sabartum." Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.

Siapa yang dimaksud dengan orang-orang yang berakal?
*pertama: memenuhi janji Allah,
*kedua: memelihara hubungan slaturami yang kokoh,
*ketiga: takut kepada Allah,
*keempat: takut kepada "hisab" pada hari kiamat,
*kelima: sabar dalam menghadapi cobaan dan rintangan,
*keenam: mendirikan salat,
*ketujuh: menafkahkan sebagian rezki secara sembunyi maupun terang-terangan,
*kedelapan: menolak kejahatan dengan kebajikan

Orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut akan memperoleh balasan yang baik dari Allah SWT, yaitu kehidupan bahagia di Surga, dan menerima ucapan selamat dari para malaikat.
Semua rahmat tersebut berkat kesabaran mereka dalam memikul tanggungjawab segala macam penderitaan selama hidup di dunia ini.
Surga adalah kesudahan yang baik dari kehidupan duniawi ini.

ulasan ini cuplikan dari Al Qur'an dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia.

***********************************************

Rabu, 25 Februari 2009

pribadi sukses mulia


_______________



Orang yang pandai bersyukur atas segala rahmat dan kenikmatan yang diterima dari Allah adalah ciri pribadi sukses mulia. Merasa serba berkecukupan atau qana'ah dengan rezeki dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Sikap demikian membuatnya tenang, damai di hati dan senantiasa pandai mensyukuri pemberian Allah SWT. Sikap demikian tidak berarti melemahkan semangat dan dorongan untuk berprestasi yang lebih tinggi. Namun dapat menerima setiap hasil yang diperoleh dalam setiap tahapan dengan penuh rasa syukur, dan terus berikhtiar untuk mengembangkan kualitas diri lebih tinggi.

dinukil dari :http://zaink-kehidupandankeadaan.blogspot.com

***************************

Selasa, 24 Februari 2009

sifat-sifat abdi Allah

_______________

Abdi Allah yang mendapat kemuliaan.

* (63) Dan abdi-abdi Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.
* (64) Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.
* (65) Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya adalah kebinasaan yang kekal.
* (66) Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.
* (67) Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
* (68) Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya).
* (69) (yaitu) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
* (70) kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
* (71) Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
* (72) Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang)yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.
* (73) Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.
* (74) dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhankami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
* (75) Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga), karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.
* (76) mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.

Itulah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang mukmin yang berhak mencapai tingkat julukan-julukan abdi Allah Yang Maha Penyayang.
Dan orang-orang yang mencapai abdi Allah Yang Maha Pehyayang itu akan diridai Allah dan ditempatkan Allah di akhirat pada tempat yang paling mulia dan paling tinggi di dalam surga dihormati dan dimuliakan oleh para malaikat dan diberi karunia dan rahmat Allah yang tidak putus-putusnya.

*****************************

Senin, 23 Februari 2009

doa sapu jagad

_______________


* ....Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Q.2 : 201

Kebaikan mengandung hal-hal yang baik, yang benar, yang positif, yang sejahtera, yang mulia, yang lurus, yang enak, ya.....yang serba bersifat indah dan bagus, sedap. Inilah yang diajarkan oleh Allah melalui firman Beliau. agar abdi Allah ini memohon, meminta kepada Beliau dan beliau berfirman pula:

* Dan apabila abdi-abdi-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Q. 2 : 186

Minggu, 22 Februari 2009

menuju takwa

____________________

* ... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di anatara kamu....

Renungkan !
Takwa !
Nah kalau demikian kita berupaya agar kita makin menjadi orang yang makin takwa kepada Allah.
Kita kan makin mulia di sisi Allah. Bukankah kemuliaan itu derajat yang amat tinggi dalam kehidupan ini.
Renungkanlah !
Dan bergegaslah meraih takwa.
Lalu, apa hakekat takwa itu?
Melaksanakan perintah Allah, dan menghindari untuk mengerjakan apa-apa yang dilarang oleh Allah.
Untuk itu cukup Al Qur-an sebagai pedoman dan petunjuknya.
Dan Nabi Muhammad saw sebagai tauladan pelaksana.
Mari kita mulai melangkah menuju takwa.


************************

Rabu, 18 Februari 2009

doa berinternet

____________________

Ya Allah, sesungguhnya hamba berinternet ini dengan izin Paduka dalam kenikmatan, kesehatan dan perlindungan. Maka sempurnakanlah untuk hamba kenikmatan, kesehatan dan perlindungan Paduka itu. Amin

Dan Allah Maha Luas pemberian Beliau lagi Maha Mengetahui.
Q. 2 : 247

.

******************************